Serangan Massal, Situs-situs China Bertumbangan

    Serangan Massal, Situs-situs China Bertumbangan

    (Nikolaus Wogen/sxc.hu)
    ilustrasi
    KOMPAS.com — Minggu (25/8/2013), pengguna internet di China dibuat kebingungan dengan waktu akses yang lambat dari situs-situs lokal dengan domain ".cn".

    Ketika itu, seperti dilaporkan oleh PC World, China sedang menjadi target serangan distributed denial of service (DDoS) terbesar sepanjang sejarah Negeri Tirai Bambu.

    Serangan DDoS mengganggu dan melambatkan akses ke jutaan website, termasuk situs-situs besar seperti Amazon.cn, jejaring sosial Weibo, dan Bank of China.

    Menurut Pusat Informasi Jaringan Internet China (CNNIC), serangan tersebut secara spesifik menyasar server domain ".cn".

    Serangan terjadi dua kali, yaitu pada pukul 02.00 dini hari Minggu waktu setempat dan dua jam setelahnya pada pukul 04.00 pagi. The Wall Street Journal menyebutkan bahwa arus lalu lintas internet di China turun 32 persen dari angka normal selama periode serangan.

    Pada pukul 10.00 pagi di hari yang sama, akses internet ke situs-situs yang terkena serangan berangsur pulih.

    CNNIC meminta maaf kepada pelanggan yang terkena dampak kejadian ini. Lembaga tersebut menyatakan belum mengetahui pihak yang bertanggung jawab atas serangan ini ataupun motif yang berada di baliknya.

    CNNIC mengatakan bakal "meningkatkan kapabilitas layanan" dari jaringan yang menjadi korban serangan.

    DDoS adalah teknik serangan cyber yang membuat sebuah situs internet sulit diakses dengan mengaksesnya menggunakan banyak komputer sekaligus. Biasanya, pelaku serangan memakai sejumlah besar komputer yang telah diretas untuk mengirim request ke situs target secara bersamaan sehingga memenuhi jalur data.

    Sumber terbesar

    The Wall Street Journal melaporkan bahwa serangan ini terjadi dalam waktu berdekatan dengan pengadilan mantan anggota senior partai komunis, Bo Xilai, dan penggerebekan para komentator di media sosial yang kerap mendiskusikan isu-isu sensitif dalam negeri.

    China sendiri memiliki nama besar dalam dunia retas-meretas. Negara ini duduk di posisi pertama urutan sumber serangan DDoS, menurut laporan State of The Internet kuartal 4 2012 lansiran Akamai. Amerika Serikat duduk di urutan kedua.

    Kendati sering dituduh melancarkan serangan cyber ke negara-negara barat, China mengaku sedang menghadapi peningkatan serangan trojan dan botnet yang dilancarkan dari wilayah Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jerman.