Banyak Serangan Siber yang Mulai Manfaatkan AI

    Banyak Serangan Siber yang Mulai Manfaatkan AI

    ilustrasi cyber attack (pandasecurity)ilustrasi cyber attack (pandasecurity)

    Jakarta: Check Point Research merilis 2023 Mid-Year Security Report. Laporan tersebut dibentuk dengan tujuan agar para pengguna internet bisa lebih berhati-hati dan bijak saat menggunakan layanan internet. Pada laporan yang diberikan, CPR mengungkapkan bahwa terdapat lonjakan serangan siber sebanyak 8% dalam periode mingguan pada kuartal kedua. Mereka juga menyimpulkan bahwa fenomena ini merupakan salah satu yang signifikan terjadi dalam hal peningkatan serangan siber. Selain itu, CPR juga mengungkapkan bahwa mereka melihat para penyerang menggunakan teknologi yang menjanjikan, seperti AI. Kemudian, mereka menggabungkan AI dengan alat lama layaknya USB untuk menyempurnakan serangan mereka.

    Laporan ini memperlihatkan maraknya kembali serangan ransomware pada awal tahun hingga kuartal kedua 2023. CPR hanya ingin para pengguna internet menjadi lebih hati-hati dan bijak dalam menggunakan internet. Semua ini agar para pengguna bisa menghindari serangan yang tidak diinginkan dan merugikan.
     
    Perlu diketahui juga, terdapat banyak grup peretas baru dari serangan University of Manchester, dan juga Anonymous Sudan yang selalu menargetkan perusahaan-perusahaan yang ada di barat.
     
    Laporan terbaru ini menunjukkan beberapa tindakan yang terpantau kerap selalu dilakukan oleh para penyerang. Berikut adalah kegiatan yang terpantau oleh CPR dan tertulis pada 2023 Mid-Year Report:
     
    - Grup penyerang yang memanfaatkan serangan Ransomware ini memang selalu berupaya dalam mencuri berbagai data berharga hingga mengeksploitasi software yang sering digunakan perusahaan. Hal ini dilakukan agar para penyerang mendapatkan data yang diinginkan, dan bisa menghasilkan uang yang tergolong besar.
     
    - Perangkat USB telah muncul kembali sebagai ancaman yang signifikan, dengan kelompok yang berafiliasi dengan negara dan penjahat siber menggunakan drive USB sebagai vektor untuk menginfeksi organisasi secara global.
     
    - Artificial Intelligence juga menjadi salah satu sarana yang sering digunakan oleh para penyerang. Pastinya penggunaan ini digunakan dengan cara yang salah, sehingga mereka akan lebih mudah melakukan serangan. Pengguna akan menggunakan kemampuan generatif untuk membuat phising email, melakukan monitoring malware, dan mendapatkan kode ransomware.
     
    "Aktivitas kriminal terus meningkat di paruh pertama tahun ini, dengan lonjakan serangan siber mingguan global sebesar 8% di kuartal kedua yang menandai volume tertinggi dalam dua tahun terakhir," ucap Maya Horowitz, VP Research di Check Point Software.
     
    "Ancaman yang sudah dikenal seperti ransomware dan hacktivism telah berevolusi lebih jauh, dengan kelompok-kelompok ancaman yang memodifikasi metode dan alat mereka untuk menginfeksi dan memengaruhi organisasi di seluruh dunia. Bahkan teknologi lama seperti perangkat penyimpanan USB, yang telah lama berdebu di laci meja, telah mendapatkan popularitas sebagai pembawa pesan malware," 
     
    Hadirnya laporan ini memang dilakukan oleh CPR untuk menjadi pedoman para pengguna internet yang memng sering meamnfaatkan internet. Selain itu, CPR memang berupaya dalam menjaga keamanan pengguna melalui software yang mereka kembangkan sendiri, sehingga para pengguna menjadi lebih nyaman dan aman selama melakukan penelusuran menggunakan internet. (Christopher Louis)